Happiness (at work) is frequency .. - Taufiq Amir
398
post-template-default,single,single-post,postid-398,single-format-standard,bridge-core-2.7.2,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-theme-ver-25.7,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-6.6.0,vc_responsive

Happiness (at work) is frequency ..

Happiness (at work) is frequency ..

happiness_habitIngatkah anda ketika merasa overwhelmed, penuh luapan suka cita di saat-saat tertentu dalam bekerja? Katakanlah ketika proposal yang anda sampaikan dalam sebuah rapat disambut antusias oleh atasan dan rekan kerja lain. Atau ketika target besar yang anda rumuskan di awal bulan, dapat diwujudkan. Atau misalnya ada rejeki nomplok, bos lagi datang angin baiknya, memberi anda bonus ekstra. Atau, anda terpilih untuk dikirim mendalami satu bidang ilmu atau ketrampilan yang maha penting untuk pengembangan karier anda. ?Betapa bahagianya ! ?Coba saja kalau sering-sering seperti itu ..? pikir anda?

Dalam kenyataanya, kondisi penuh luapan dan suka cita itu amat jarang terjadi. Berharap memang tak salah, tapi mengubah fokus kita adalah lebih baik. Yang kita perlu usahakan dan harapkan justru kebahagian-kebahagian kecil dalam bekerja. Penelitian Diener dan teman-temannya mengkonfirmasi hal ini *). Orang yang merasa bahagia dalam pekerjaan, ketika diukur kebahagiannya, adalah orang yang sering mengalami kebahagiaan-kebahagiaan ?kecil?. Bukan mereka yang beberapa kali mengalami perasaan bahagia yang intensitasnya tinggi, tapi amat jarang sekali. Mereka yang terjaga pengalamannya dalam mengalami kesuksesan-kesuksesan kecil, justru lebih besar pengaruhnya bagi upaya kita menjaga rasa bahagia dalam bekerja.

Salah satu temuan dari penelitian di atas adalah, pengalaman bahagia atau positif yang intensitasnya tinggi sering didahului oleh upaya-upaya yang berat. Dalam taraf tertentu, ini kadang-kadang menghasilkan ?penderitaan? tersendiri.? Setelah mengalaminya pun, biasanya disusul dengan tantangan-tantangan yang tidak ringan pula. Katakanlah seseorang mendapatkan promosi jabatan. Ini segera akan diikuti dengan target-target baru, tantangan-tantangan yang lebih kompleks untuk ditaklukkan, dan tak jarang diikuti dengan sorotan sinis dari pihak-pihak tertentu. Pendeknya, ada ?biaya yang tak murah? ketika kita mengalami perasaan bahagia yang intensitasnya tinggi.

Apakah ini artinya kita menghindari pencapaian-pencapaian hebat, yang memberi rasa bahagia luar biasa? Tentu saja tidak. Pengalaman positif seperti itu penting, tapi jangan merasa itu cukup. Di sisi lain, jangan anggap remeh perasaan-perasaan bahagia yang intensitasnya lebih rendah. Intervensi kita (sebagai individu) dan juga organisasi perlu kita konsentrasikan pada hal-hal yang sederhana, tapi bisa menciptakan rasa bahagia. Menyadari pentingnya membangun kebahagian-kebahagian kecil dalam pekerjaan sehari-hari bisa menjadi langkah awal yang baik. Selanjutnya, niatkan untuk melakukan hal-hal sederhana tapi perlu anda jadikan kebiasaan. ?Ringan tangan? dalam membantu sesama kolega juga salah satu caranya. ?Tidak ?pelit? memberikan apresiasi atas berbagai peristiwa positif yang terjadi di sekitar anda adalah cara lainnya yang bisa menghasilkan self-esteem tersendiri, yang ujungnya membuat emosi anda positif. Pun, kita bisa memilah-memilah target pekerjaan kita ke pencapaian yang kecil-kecil, dan ?menikmati? progres nya. After all, bukankah pencapaian besar lazimnya didahului oleh pencapaian-pencapaian kecil ini? Hal-hal yang membuat rasa bahagia kita dalam bekerja lebih langgeng?

 

*) Diener, E., Sandvik, E., & Pavot, W. (1991). Happiness is the frequency, not the intensity, of positive versus negative affect. Subjective well-being: An interdisciplinary perspective, 21, 119-139.