Formula 1 & resiliensi - Taufiq Amir
15616
post-template-default,single,single-post,postid-15616,single-format-standard,bridge-core-2.7.2,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-theme-ver-25.7,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-6.6.0,vc_responsive

Formula 1 & resiliensi

Formula 1 & resiliensi

Banyak sekali pelajaran manajemen dan kepemimpinan pada docuseries F1 di Netflix. Dari pengelolaan tim, pengambilan keputusan, kecepatan dan presisi dalam memutuskan, ketegasan dalam berhubungan, pembinaan dan coaching. Salah satu yang paling menarik bagi saya adalah, season 2 Episode 4 “The Dark Days”. Di sini Toto Wolf, Team Principle and CEO Mercedes AMG Petronas F1, orang yang berhasil membuat record juara dunia tim 7 kali berturut sejak 2014-2020, menjelaskan apa yang harus dimiliki pembalap sukses. Dia percaya semua yang terlibat perlu bekerja secara tim, tapi dia perlu tahu bahwa setiap orangnya harus menyumbangkan kontribusi terbaik mereka. Diantara kontribusi itu, Toto yakin resiliensi adalah karakter yang paling penting untuk menang dalam pertarungan yang keras ini. “I think the best formula 1 drivers have some common traits. “Talent, nurture, and adversity, and overcoming the adversity.. and this is the single most important ingredient I have seen” katanya.
Kutipan ini cukup menggambarkan, bahwa tantangan menjadi juara begitu sulit, keras, penuh tantangan. Mustahil seseorang bisa juara bila tidak memiliki kapasitas resiliensi yang kuat.
Salip menyalip rangking, baik dalam satu tim yang sama atau antar tim menghiasi laga-laga setiap serinya. Sering terjadi, pembalap A yang jatuh terpuruk dalam satu seri, berupaya untuk bangkit lagi hingga juara.