Agenda membangun resiliensi - Taufiq Amir
15627
post-template-default,single,single-post,postid-15627,single-format-standard,bridge-core-2.7.2,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-theme-ver-25.7,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-6.6.0,vc_responsive

Agenda membangun resiliensi

Agenda membangun resiliensi

Rasa syukur mungkin emosi positif yang paling tersedia pada setiap orang. Sir John Templeton (1912-2008), seorang philantropis dari Amerika, pernah meyakinkan seorang gadis yang ragu apakah ada yang dapat ia apresiasi. “Sepertinya, tidak ada satu pun yang bisa aku syukuri”, keluh gadis itu. Templeton menjawab, “cobalah berhenti bernapas selama tiga menit, dan kamu akan bersyukur karena bisa bernapas kembali.” Ada banyak hal yang bisa kita syukuri; alami, resapi, dan jadikan sebagai kapasitas resiliensi.

Baca artikel lengkapnya, yang dimuat sebagai Opini di harian KoranSindo Selasa 10 Agustus 2021.

https://nasional.sindonews.com/read/507144/18/agenda-membangun-resiliensi-1628590087