10 Jul Bill Gates, Resiliensi & Inovasi
Inside Bill’s Brain adalah docuseries 3 bagian dari Netflix yang perlu ditonton profesional, apalagi yang terlibat dalam inovasi. Sutradaranya, Davis Guggenheim, tidak hanya menampilkan sisi selebriti atau “paket promo” dari Bill Gates, tapi lebih pada soal perilaku inovatifnya; Bagaimana pendiri Microsoft ini fokus pada masalah-masalah pelik, maha berat, dan luput dari minat orang kebanyakan. Inovasi hebat memang sering berawal dari yang sulit. Sesulit pengalaman programming awal Bill dengan kakak kelasnya Paul Allen, menyelesaikan penjadwalan di sekolahnya dulu, sampai rela begadang berhari-hari. Hingga bertahun-tahun berikutnya, dalam sukses demi sukses pengembangan produk Microsoft. Belakangan, waktu sibuk mengurus yayasannya, kesulitan yang dipilih dan dihadapinya masih sama. Sebutlah soal proyek “Reinvent the Toilet”, yang begitu menjanjikan tapi punya kendala mahal untuk diterapkan secara luas. Atau pemberantasan penyakit Polio, yang sudah dibiayai oleh Bill & Melinda Gates Foundation milyaran dolar, tapi kasusnya terus berjangkit. Begitu pula TerraPower, proyek tenaga nuklir kerjasama Bill dengan pemerintahan China, yang buyar gara-gara kebijakan pemerintahan Donald Trump. Guggenheim, di bagian ketiga docuseries itu bertanya pada Bill: Is there a part where you say, “This is way too hard, I quit”? Begitulah. Bill merespon santai: “Sometimes, you really do have to say, “Let’s give up”. And sometimes, you have to just say, “I need to work harder.””
Toh, Bill lebih banyak pilih bekerja keras. Persistensi, atau keteguhan, dan pantang menyerah memang bahan baku resiliensi. Sesuatu yang wajib ada, kalau sebuah proyek inovasi ingin berhasil.
#Resilience
#Bangkit&Tumbuh
#Resiliencestory