Compassion dan High quality relationship - Taufiq Amir
508
post-template-default,single,single-post,postid-508,single-format-standard,bridge-core-2.7.2,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-theme-ver-25.7,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-6.6.0,vc_responsive

Compassion dan High quality relationship

Compassion dan High quality relationship

compassion at work (hand)Dalam organisasi bisnis karyawan selalu dituntut untuk memiliki produktivitas dan kinerja yang tinggi. Kesuksesan bisnis sangat tergantung pada keunggulan kinerja karyawan ini dan serta kreativitas mereka mengatasi masalah dalam pekerjaan. Ukuran-ukuran seperti marjin laba, pangsa pasar, pendapatan dan target yang tinggi dari semuanya menjadi bagian penting dari semua ini. Bila penuh dengan target, persaingan yang penuh intrik dan drive untuk unggul, lantas adakah posisi untuk karyawan berperilaku compassion?

Tak bisa disangkal mutlaknya ukuran-ukuran di atas. Namun, kalau kita bicara kelanggengan perusahaan, banyak yang bilang ukuran-ukuran tadi tidak cukup. Necessary but insufficient. Mengelola compassion adalah bagian dari upaya melengkapi pencapaian pada ukuran-ukuran tadi. Sala satu potensi peran kuat compassion adalah dalam menciptakan hubungan yang bermutu tinggi (high quality relationship) antar karyawan. Trust, rasa saling percaya yang menjadi salah satu produk compassion, menjadi fondasi dalam mutu dan kedalaman hubungan antar karayawan. Ia menjadi perekat dalam organisasi bisnis, seperti juga pada kehidupan sosial kita sehari-hari.

High quality relationship sudah terbukti menjadi kunci kesuksesan banyak perusahaan. Perusahaan yang langgeng mengeksploitasi peluang dan menikmati pertumbuhan usaha sering didasari dengan mutu hubungan yang memungkinkan tercapainya kepakatan-kesepakatan yang baik dari para karyawanya. Dengan demikian, hasil yang diraih juga bermutu tinggi. Dalam hubungan seperti ini, semua orang saling memahami posisinya dan sadar apa yang penting bagi setiap orang dalam tim; apa yang menyebabkan mereka sukses baik secara individu dan maupun organisasi, dan apa kesulitan-kesulitan yang harus diantisipasi bersama.

Perusahaan yang hubungan antar karyawannya bermutu tinggi membangun rasa percaya antara satu sama lainnya, cenderung terbuka serta saling mengandalkan. Dengan ini, kesulitan kesulitan bisa dikurangi karena semua orang menghindari konflik yang yang tidak perlu dan dapat berfokus pada sense of purpose, kepada sasaran bersama. Bila ini sudah menjadi pola dalam organisasi, siklus yang memberdayakan akan mengikuti. Semakin sukses kita, semakin terbangun rasa? percaya diri, dan semakin mudah kita mengulangi sukses bisnis. Bahkan, tak jarang dapat melampaui dari yang kita bayangkan semula.

Hubungan yang penuh kepercayaan memudahkan kita mencari manfaat dalam situasi pelik dan tetap mendengarkan dan memahami ketimbang fokus pada argumen dan selisih pendapat. Menjadi lebih paham kekuatan dialog, bukan debat kusir yang kasar dan kerap menyakitkan. Tapi kita masuk ke dalam hubungan dimana kita lebih ingin mendengar sudut pandang orang lain dan mencoba memahaminya. Mendengar dengan aktif, menunda judgement, dan berhati-hati atas asumsi serta berefleksi atas apa yang disampaikan orang lain.

Compassion tak diragukan lagi merupakan kunci bagi hubungan bermutu tinggi yang dapat menunjang kesuksesan perusahaan.