Meremajakan Passion - Taufiq Amir
62
post-template-default,single,single-post,postid-62,single-format-standard,bridge-core-2.7.2,qode-page-transition-enabled,ajax_fade,page_not_loaded,,qode-theme-ver-25.7,qode-theme-bridge,disabled_footer_top,qode_header_in_grid,wpb-js-composer js-comp-ver-6.6.0,vc_responsive

Meremajakan Passion

Meremajakan Passion

Passion-and-LeadershipSetelah seseorang mewaspadai tanda-tanda?kehilangan passion, maka kemudian saatnyalah untuk mempertimbangkan beberapa strategi untuk kembali memperbarui passion itu. Kalau merujuk ke istilah pemasaran untuk peremajaan merek, kita harus me-rejunevating?passion kita. Ada beberapa cara yang lazim dianjurkan oleh para pelatih-pelatih SDM atau buku-buku perilaku organisasi. Cara tersebut adalah:

Luangkan waktu

 

Ini seperti time-out dalam pertandingan olahraga. Luangkanlah waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan ulang tentang-tentang prioritas-prioritas dalam hidup anda. Apakah kini adalah saat yang tepat untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Dengan melakukan time-out, pada dasarnya kita sedang mengumpulkan lagi energi kita. Dalam banyak kasus, sebagian orang dengan alasan keuangan justru mengabaikan kebutuhan untuk meluangkan waktu ini.

Secara teratur melakukan refleksi.

Masih berkaitan dengan strategi pertama, bila perlu, siapkan skedul sederhana untuk berefleksi ? apakah itu harian, mingguan, bulanan atau periode-periode yang lebih lama. Gunakanlah apapun yang bisa membuat anda sempat berefleksi ? apakah waktu berolahraga, melakukan meditasi, atau saat berkunjung ke luar kota ? untuk sekadar menjauhi berbagai kesibukan dalam karier anda dan menjernihkan pikiran anda.

Lakukan pengembangan profesi

 

Terutama yang membantu anda memperjelas lagi nilai-nilai serta aspirasi dan unsur kekuatan yang anda miliki. Misalnya, anda bisa aktif di bidang-bidang keagamaan atau sosial. Tentu di sini tersirat dua hal. Pertama, pengembangan ini tidak harus meninggalkan karier anda yang sedang dijalankan. Pekerjaan rutin sehari-hari tetap dilakukan, tapi pemenuhan aktualitas tetap dijalankan. Misalnya, kalau tidak punya waktu menjalankan yayasan sosial, anda bisa mendekati rekan-rekan di kantor atau di tempat lain untuk memberi sumbangan pada satu yayasan tertentu. Atau, anda bisa memberikan akses yang anda miliki kepada para pengurusan yayasan tersebut.

Hal kedua, anda keluar dari pekerjaan anda sekarang. Walaupun ini tidak mudah, banyak para eksekutif profesional menemukan jati dirinya pada aktivitas-aktivitas seperti ini. Aburizal Bakrie, konglomerat pemilik kelompok usaha Bakrie, sengaja mau jadi menteri koordinator bidang Kesejahteraan dan Sosial ketika tahun 2004 ada pemerintahan baru di Indonesia. Sejak pertama ia menerima jabatan ini setelah menjadi menteri koordinator bidang perekonomian, dia sudah?exciting?dengan wilayah yang baru ini. Malah, dalam satu wawancara radio, ia menyebut sudah tidak sabar dengan tugas-tugas barunya ini. Erry Riyana Pamengkas, setelah aktif menjadi direktur perusahaan tambang nasional, PT Timah, menyeberang menjadi wakil Kepala Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Job Crafting.

 

Job crafting?ternyata bisa menjadi cara yang ampuh untuk membangkitkan kembali?passion?kita. Job crafting adalah upaya karyawan merancang ulang pekerjaannya sendiri sehingga selaras dengan motvasi, kekuatan dan passion yang dia miliki. Orang yang yang melakukan ini disebut?job crafter. Intinya, kita pada dasarnya bisa melihat pekerjaan kita dengan cara pandang yang baru. Strategi ketiga ini penting sekali ketika kita sulit sekali untuk pindah bagian, baik itu di dalam organisasi, apalagi untuk keluar. Menurut Berg, Dutton dan Wrzesniewski (2008), setidaknya ada tga bentuk job crafting yang bisa dilakukan seseorang, yaitu:

  • Task crafting; seseorang bisa mengubah batasan pekerjaannya dengan melakukan lebih sedikit tugas, memperluas atau mengurangi lingkp kerja atu mengubah cara mereka menjalannya. Misalnya, seorang akuntan bisa saja menciptakan metode baru menyusun berbagai dokumennya, agar pekerjaannya tidak repetitif. Seorang teknisi komputer, bisa saja membuat logo baru bagi perusahaan dan mengusulkan.
  • Relational Crafting;?dimana seseorang bisa mengubah hubungannya di kantor dengan mengubah cara ia berinteraksi dengan orang lain. Seorang sopir bus, bisa saja berdiskusi dengan penumpang, menganggap hubungannya bukan seperti sopir dan penumpang. Seorang dosen, bisa berhubungan seperti layaknya teman saat berdiskusi dengan mahasiswa di lapangan basket kampus di sore hari.
  • Cognitive Crafting.?Seseorang bisa mengubah cara mereka berpikir atas pekerjaannya dengan mengubah anggapan mereka atas pekerjaan atu melihat pekerjaan itu terkait dengan sebuah rangkaian pekerjaan yang lain, yang belum tentu ada di uraian pekerjaan. Misalnya, seorang petugas cleaning service di sebuah rumah sakit, memandang pekerjaannya merapikan kamar, menyediakan segala keperluan pasien sebagai “membuat orang cepat sembuh” ketimbang membersihkan ruangan.

Dengan cara-cara seperti di atas, kita tidak harus menjadi orang yang terkukung rasa bosan dan terperangkap dengan pekerjaann yang ada. Biasanya, kalau kita tida berhasil mengatasi, stress dan depresi akan menyerang. Siapa, yang mau stress ?